Kamis, 23 Desember 2010

BANGKIT DAN BERSEMANGATLAH !!!!


Allah Mahahidup. Ia senantiasa mengurusi hamba-hambaNya. Tidak satu pun makhluk yang terlewat dari perhatianNya. Setiap makhluk di jagat raya ini mendapatkan bagian yang terukur dariNya

Karena sejatinya, apa yang kita peroleh senantiasa berkesesuaian dengan keadaan kita. Allah tidak pernah sekali-kali berkehendak mendzalimi hamba-hambaNya dalam hal pemberian. Atas rasa sakit, atas rasa kehilangan atau mungkin atas rasa memiliki, atas rasa mencintai. Di setiap yang terjadi, di baliknya selalu ada hikmah yang mungkin sulit untuk dimengerti, dan mungkin bukan untuk saat ini bisa untuk dimengerti.

Terkadang rasa sakit terlebih dahulu menghampiri, karena ketika nikmat kebaikan datang, agar kita menyadari dan menjaga betapa besar nikmat kebaikan tersebut kita miliki. Dan ketika kita berjalan di jalan yang keliru, agar kita mensyukuri ketika berhasil menemui kebaikan yang sesungguhnya yang harus kita jaga dan tak kita lepas.
Melewati setiap kesulitan bukanlah hal yang mudah. Melalui setiap kesedihan juga bukan suatu hal yang mudah. Karena kadang membuat kita terpuruk dalam kesedihan yang tak dimengerti. Tapi Allah tak pernah membiarkan hambaNya terus dalam satu keadaan. Dia memperhatikan setiap langkahmu, Dia mengetahui setiap keluh kesahmu. Bahkan Dia tahu airmatamu. Allah juga tahu sekeras apa engkau berusaha dan melalui semuanya.
Setiap peristiwa yang dilihat dan dirasa, setiap suara yang didengar, merupakan bagian hidup yang telah diciptakan untuk kita sebagai sebuah kesatuan. Suara burung yang berkicau, langit yang berwarna kebiruan, cahaya matahari yang senantiasa menyinari, atau malam yang dihiasi bintang-bintang merupakan satu kesatuan yang tak terlepas dariNya untuk kita. Tak ada bunga yang mekar dan layu dengan kebetulan. Tak ada rasa sakit dan nikmat kebaikan yang datang secara kebetulan. Tak ada manusia yang lahir dan mati secara kebetulan. Semua bagian dari garis yang sudah tertulis sejak saat pertama kita diciptakan.

Allah tidak pernah menyia-nyiakan setiap usaha hambaNya yang berusaha dan istiqamah meraih ridhaNya. Allah juga tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang terus berusaha mengerti akan perjalanan hidup yang tergaris untuknya. Karena Allah akan berada dan memberi sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Dia tahu airmatamu. Walau berat, walau sulit, karena semua sudah ada dalam kehendakNya. Kita hanya perlu menumbuhkan kesadaran untuk menerima bahwa itu dariNya dan untuk kebaikan kita.

BANGKIT DAN BERSEMANGATLAH !!!! baca selengkapnya di MOTIVATION

Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010

MEMULIAKAN KEMBALI PEKERJAAN KITA

Ada seorang lelaki tua berusia 60 tahun, bekerja sebagai petugas pengecek engsel pintu pada sebuah hotel di Singapura. Lelaki itu sering disapa dengan Pak Lim. Setiap hari ia memeriksa engsel pintu dengan teliti. Untuk mengecek satu pintu saja Pak Lim berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut dengan memastikan engsel masih berfungsi dengan baik. Setiap hari Pak Lim memeriksa sati pintu ke pintu lain. Jika Pak Lim mulai memeriksa pintu pertama di tanggal satu, maka pada akhir bulan ia harus sudah memeriksa pintu kamar terakhir dan esok harinya ia memulai kembali mengecek engsel dari pintu pertama. Begitu ia bekerja setiap hari selama bertahun-tahun.
Suatu hari, seorang bertanya kepadanya mengapa harus melakukan itu. Pak Lim mengatakan bahwa pekerjaannya bukanlah sekedar memeriksa engsel, tapi lebih dari itu. “Tamu-tamu di Hotel ini adalah Kepala keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur dan Manajer senior. Jika Tuhan berkehendak, hotel ini mengalami kebakaran dan beberapa tamu tidak selamat karena engsel pintu yang rusak, bayangkan! Yang mengalami kerugian tidak hanya pihak hotel, tetapi banyak orang yang akan kehilangan sosok kepala keluarga yang menafkahi, atau karyawan yang kehilangan pimpinan,” Ujar Pak Lim. Sebuah jawaban yang mungkin akan membuat kita tercengang mendengarnya.

Pekerjaan itu sesungguhnya tidak ada yang lebih istimewa dari yang lain meskipun secara kasat mata orang-orang menilai sebagian pekerjaan itu adalah rendah, tak layak atau hina. Tetapi bagi yang memuliakan pekerjaannya, maka sesuatau yang tampak rendah bisa menjadi mulia. Begitu pula sebaliknya, pekerjaan yang terlihat mulia bisa menimbulkan antipati bagi orang lain jika orang yang melakukannya tidak bertanggung jawab dan melakukan banyak kecurangan serta kesalahan.
Perlahan namun pasti, bahwa memuliakan pekerjaan harus dikembalikan kepada prinsip-prinsip yang lebih mendasar. Dengan begitu, kemudian kita mengenal bahwa soal pekerjaan dalam Islam tidak semata apakah seseorang punya kesibukan, pekerjaan rutin, lalu mendapat upah. Tapi pekerjaan adalah bagian tak terpisahkan dari urusan keislaman kita juga. Ada 3 prinsip utama yang dipakai Islam terkait dengan pekerjaan, yakni :

1. Prinsip Pembalasan
Maksudnya, bahwa dalam Islam setiap pekerjaan yang dilakukan manusia akan mendapat pembalasan dari Allah SWT di Akherat kelak. Dengan meyakini bahwa setiap pekerjaan akan dibalas oleh Allah di Akherat kelak, maka kita didorong untuk menjadi orang yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Allah berfirman : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (Q.S. An-Najm : 39-41).

2. Prinsip Kemudahan
Maksudnya, bahwa setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan potensi, bakat, kecenderungan dan juga apa yang ia geluti dari waktu ke waktu hingga menjadi sebuah keahlian. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah, “Katakanlah, tiap-tiap orang bekerja menurut keadaannya masing-masing.” (Q.S. Al Isra : 84)
Prinsip ini merupakan landasan untuk melahirkan apa yang disebut dengan kesadaran profesional. Artinya, setiap orang pada dasarnya memiliki bahan atau potensi didalam diri yang membuat dia bisa bekerja dan menekuni profesi atau keahlian tertentu. Kesadaran profesional itulah yang disebut dengan itqan atau ihsan dalam Islam. Artinya seseorang bekerja dengan keahlian yang maksimal, dengan kualitas yang maksimal.

3. Prinsip Kemanfaatan
Maksudnya, bahwa dalam Islam kita didorong untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan sesama. Seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam haditsnya, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.” Dalam hal ini, kita merasa berarti atau tidak berarti dipengaruhi oleh apakah kita merasakan bahwa ada manfaat yang bisa kita berikan kepada orang lain dari pekerjaan kita. Ini yang disebut dengan prinsip kemanfaatan malahirkan kesadaran peran.

Apapun jenisnya, setiap pekerjaan punya masa semangatnya, juga punya masa jenuhnya. Setiap pekerjaan punya saat mudahnya, juga punya saat sulitnya. Ya, bekerja tidak sekedar membanting tulang atau menguras keringat. Bagi kita, bekerja adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran agama kita. Kesadaran inilah sebenarnya pilar penting kita dalam memuliakan pekerjaan.. Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010

Hari Rabu kita puasa Asy Syura :)

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR Muslim)
<read more>
“Berpuasalah pada hari Asy Syura' dan selisilah orang-orang yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya” (HR Ahmad)

Ada dua pendapat mengenai jumlah hari pengerjaan puasa ini. Yang pertama, 3 hari (tanggal 9, 10, 11 Muharram). Ini dikarenakan untuk berjaga-jaga andai ada salah perhitungan mengenai awal masuk bulan Muharram.

Yang kedua, berpuasa 2 hari pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Rasulullah berpuasa pada hari asyura (tanggal 10 Muharram) dan memerintahkan berpuasa. Para shahabat berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi." Beliau bersabda : "Di tahun depan insyaAllah kita akan berpuasa pada tanggal 9.", tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah telah wafat." (HR Muslim 2/798) Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010
"Diantara ciri2 kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah bila ilmu pengetahuannya bertambah,bertambah pula kerendahan hati dan kasih sayangnya.<div class="hidenpost"> Setiap bertambah amal-amal shalih yang dilakukan,bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah Allah. Semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduaniaannya. Ketika bertambah hartanya,bertambah pula kedermawanan dan pemberiannya kepada sesama. Jika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya,bertambahlah kedekatannya kepada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.Sebaliknya, ciri-ciri kecelakaan adalah ketika bertambah ilmu pengetahuannya semakin bertambah kesombongannya.Setiap bertambah amalnya,kian bertambah kebanggaannya pada diri sendiri dan penghinaannya pada orang lain.Semakin bertambah kemampuan dan kdudukannya,smkin bertmbh pula ksombongannya."
(al-Fawa’id,Imam Ibnul Qayyim)</div> Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010

read !!!!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, <div class="hidenpost">“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, dan yang haram juga jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal yang samar, banyak orang yang tidak mengetahuinya, maka barangsiapa yang menjaga diri dari perkara yang samar itu tentu dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terperosok dalam perkara syubhat/samar-samar itu niscaya akan terseret ke dalam perkara yang haram.”

(HR. Bukhari [52] dan Muslim [1599]). </div>
Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010
Bukankah hidup itu layaknya sebuah sekolah, atau kampus bernama universitas kehidupan yang tak kan habis-habisnya kita jalani hingga ajal menjelang?!.<span class="hidenpost"> Bukankah dalam sekolah kita akan menghadapi ujian-ujian?!. Lepas dari satu ujian Allah memberi kita ujian yang lain. Lulus ujian yang satu, Allah beri ujian yang lebih berat. Tidak lulus ujian yang satu, Allah beri ujian yang lebih ringan. Begitu seterusnya. Tidak lain karena Allah ingin kita lulus hingga kelas terakhir dan menerima raport “kehidupan” dengan hasil yang memuaskan jika kita bisa menghadapi ujian dengan baik, atau sebaliknya. Tinggal kita sendiri yang memilihnya. Mau hasilnya baik atau tidak.

Bukankah dalam hidup kita sedang menuliskan sejarah kita sendiri?!. Bukankah kita akan menuai apa yang telah kita lakukan?!. Kelak di yaumil akhir, ketika mata, tangan, kaki, lidah tak bisa lagi berkelit dari ketetapan Allah, kelak ketika catatan amal-amal kita dibacakan di pengadilan akhirat. Di saat itulah kita tak bisa lagi mengelak. Maka, selama nafas masih ada, selama ruh masih di dalam jasad, hanya taubat, penyesalan dan ikhtiar perbaikan diri yang seharusnya kita lakukan. Saat melakukan kesalahan, ingatlah bahwa Allah yang tak pernah tidur mengetahuinya. Tak ada yang bisa lepas dari pengawasan Allah meski hanya gugurnya sehelai daun.

Hidup ibarat menulis. Kita menulis apa saja dari tiap-tiap detik yang kita lalui. Kita menulisnya di sebuah buku kehidupan yang menyimpan rahasia kehidupan kita sendiri. Kita menulis setiap hari dengan kalimat-kalimat yang terangkai dari perilaku dan perbuatan kita sendiri. Setiap kata yang kita tulis terangkai menjadi kalimat-kalimat. Setiap kalimat yang kita tulis terangkai menjadi paragraph. Tiap paragraph yang kita tulis terangkai menjadi kumpulan paragraph, dan tiap kumpulan paragraph yang kita tulis terangkai menjadi sebuah cerita. Cerita kehidupan kita sendiri yang setiap hari akan menjadi sejarah di sebuah buku “pertanggungjawaban” selama kita hidup di dunia. </span> Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010

read it !!!!

"Diantara ciri2 kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah bila ilmu pengetahuannya bertambah,bertambah pula kerendahan hati dan kasih sayangnya. Setiap bertambah amal-amal shalih yang dilakukan,bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah Allah. Semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduaniaannya. Ketika bertambah hartanya,bertambah pula kedermawanan dan pemberiannya kepada sesama. Jika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya,bertambahlah kedekatannya kepada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.Sebaliknya, ciri-ciri kecelakaan adalah ketika bertambah ilmu pengetahuannya semakin bertambah kesombongannya.Setiap bertambah amalnya,kian bertambah kebanggaannya pada diri sendiri dan penghinaannya pada orang lain.Semakin bertambah kemampuan dan kdudukannya,smkin bertmbh pula ksombongannya."
(al-Fawa’id,Imam Ibnul Qayyim)
Baca selengkapnya MOTIVATION: Desember 2010